SUTARADI PREMAN FANATIK
Sebagai warga Negara yang loyal dan taat beragama Sutaradi,sorang karyawan tempat hiburan didaerah kota ,merasa sedih melihat kehidupan beragama dinegaranya ini tidak menjadi lebih baik,apakah terlalu berlebihan apabila dia mengharapkan rasa damai dinegara yang indah ini.
Sudah lama sutaradi memendam perasaan ini,perasaan untuk berani berkata tidak terhadap kenyataan yang dia terima ,dan karena sutaradi memang lemah dia hanya bisa mengadu pada tuhan penciptanya..allah sang khalik
Apakah ini suratan garis takdir hidup ku…hidup di Negara yang kacau balau ? teriak sutaradi pada penciptanya, disela do’a nya ketika fajar akan segera tiba..yaa allah beri aku kekuatan supaya aku dapat merubah hidupku menjadi lebih damai ,menjadi lebih berguna dan dapat mengajak orang lain untuk membangun nusa bangsa dan agama..memang do’anya sederhana dengan kalimat yang sederhana pula,maklumlah dia hanya lulusan S1 saja
Dan karena komunikasinya dengan allah lah akhirnya sutaradi berpikir dan yakin bahwa untuk menciptakan kedamaian di negri ini setiap orang harus saling menghargai,harus saling mencintai,setidaknya saling berempati..dan sutaradi jangan sendiri ,harus bersama menjadi kuat memperjuangkan hal ini,menciptakan kenikmatan bagi alam semesta ini.
Gayung pun bersambut,pada hari sabtu dia membaca bahwa pada hari minggu besok akan ada suatu deklarasi untuk penjaminan kebebasan dan kedamaian hidup beragama,tempatnya di monas …”aku nonton ach.. kebetulan aku sedang libur lagi pula sudah lama aku tidak melihat monas yang air mancurnya bisa menari dan iseng-iseng aku akan keliling naik delman keliling monas”
Esok harinya dengan membawa bekal dari rumah sutaradi berangkat menuju monas,sepanjang perjalanaanya dengan busway sutaradi membayangkan Negara Indonesia yang aman dan damai penduduknya makmur dan pintar saling menghargai ,semua orang bangga menjadi bagian dari negara ini..dunia international berlomba-lomba belajar pada negri ini..
Setibanya di monas sutaradi hanya tertengun dan dadanya sesak…dia lihat beberapa petugas medis dan ambulans sedang sibuk merawat beberapa orang bahkan diantaranya ada ibu-ibu..mereka berdarah-darah,berteriak ketakutan dan kesakitan..
Kata mereka: “kami di serang fpi,acara kami di bubarkan,apa salah kami…
Antara sedih marah , dan malu sutaradi diam tidak menjawab…
Sedih bila saudara yang seiman,seagama untuk sebuah alasan berlaku brutal seperti ini..
Marah karena datang terlambat hanya menonton dan tidak dapat berbuat banyak untuk menolong ibu-ibu yang ketakutan…dia membayangkan seandainya ibu ini adalah ibunya sendiri.atau pria-pria yang berdarah-darah itu adalah saudara kandungnya,
Malu ,disaat tahun kunjungan wisata kenegri ini ..dunia international malah di beri sajian seperi ini..disuatu tempat yang menjadi lambang tujuan wisata, lambang enjoy Jakarta…
Itulah pikran sutaradi ,itulah tragedy monas…
Itulah scene yang tersajikan,
itulah cerita yang terbangun,
itulah emosi yang terasa,…
Tapi Apakah benar itu yang terjadi…
siapakah yang membangun,..siapakah yang menyajikan,…
dan siapa juga yang terpancing emosinya…AUAH POEK
apakah ini akan menjadi pelajaran
apakah ini akan menjadi awal dari kesadaran bersama
untuk kehidupan beragama yang lebih baik …SEMOGA
No comments:
Post a Comment